Monday, February 9, 2015

Tanyalah Ustaz Siri 214 ( Hukum Cabut Uban, Sedekah al-Fatihah Untuk Ibu Bapa Yang Masih Hidup, Cara Merawat Resedung , Cara Sambutan Hari Lahir dan Kedudukan Rambut Rasulullah.)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh                                                                              

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم  


Segala puji bagi Allah, Rabb sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat. 


Sahabat yang dirahmati Allah,    

Tanyalah Ustaz Siri 214 adalah menjelaskan persoalan hukum cabut uban, sedekah al-Fatihah untuk ibu bapa yang masih hidup, cara merawat resedung , cara sambutan hari lahir dan kedudukan rambut Rasulullah.

1026. Soalan : Ustaz , ada kata-kata jangan dibuang uban kerana ia akan mmberi cahaya masa kita sudh mninggal dunia. Ada tak nas atau dalil yang tertentu bahawa uban itu adalah cahaya bila mati.?..Minta pnjelasan ustaz.

Jawapan :

Uban adalah Cahaya Bagi Seorang Mukmin.

Al Baihaqi membawakan sebuah pasal dengan judul “larangan mencabut uban”. Lalu di dalamnya beliau membawakan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الشيب نور المؤمن لا يشيب رجل شيبة في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة و رفع بها درجة

“Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban –walaupun sehelai- dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadis ini hasan)

Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah -yang lebih dikenal dengan Ibnu Hibban- dalam kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan “Hadis yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia.” Lalu Ibnu Hibban membawakan hadis berikut.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لا تنتفوا الشيب فإنه نور يوم القيامة ومن شاب شيبة في الإسلام كتب له بها حسنة وحط عنه بها خطيئة ورفع له بها درجة

“Janganlah mencabut uban kerana uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)

Uban Tidak Boleh Dicabut.

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya berkata bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shagir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Hukuman bagi orang yang mencabut ubannya adalah kehilangan cahaya pada hari kiamat nanti. Dari Fudholah bin ‘Ubaid, Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَتْ نُورًا لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ رَجُلٌ عِنْدَ ذَلِكَ فَإِنَّ رِجَالًا يَنْتِفُونَ الشَّيْبَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَنْتِفْ نُورَهُ

“Barangsiapa memiliki uban di jalan Allah walaupun hanya sehelai, maka uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat.” Kemudian ada seseorang yang berkata ketika disebutkan hal ini: “Orang-orang pada mencabut ubannya.” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lantas bersabda, “Siapa saja yang ingin, silakan dia memotong cahaya (baginya di hari kiamat).” (HR. Al Bazzar, At Thabrani dalam Al Kabir dan Al Awsath dari riwayat Ibnu Luhai’ah, namun perawi lainnya tsiqoh –terpercaya-. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadis ini hasan)

Perkataan Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Siapa saja yang ingin, maka silakan dia memotong cahaya (baginya di hari kiamat)”; tidak menunjukkan bolehnya mencabut uban, namun bermakna ancaman.

Rambut uban mana yang dilarang dicabut?

Larangan mencabut uban mencakup uban yang berada di misai, janggut, alis, dan kepala. (Al Jami’ Li Ahkami Ash Shalat, Muhammad ‘Abdul Lathif ‘Uwaidah, 1/218, Asy Syamilah)

Apa hukum mencabut uban apakah haram ataukah makruh?

Para ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah berpendapat bahwa mencabut uban adalah makruh.

Abu Dzakaria Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Mencabut ubat dimakruhkan berdasarkan hadis dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari datuknya. … Para ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa mencabut uban adalah makruh dan hal ini ditegaskan oleh Al Ghazali sebagaimana penjelasan yang telah lewat. Al Baghawi dan selainnya mengatakan bahwa seandainya mau dikatakan haram kerana adanya larangan tegas mengenai hal ini, maka ini juga benar dan tidak mustahil. Dan tidak ada bezanya antara mencabut uban yang ada di janggut dan kepala (yaitu sama-sama terlarang). (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/292-293, Mawqi’ Ya’sub)

Namun jika uban tersebut terdapat di janggutt atau pada rambut yang tumbuh di wajah, maka hukumnya jelas haram kerana perbuatan tersebut termasuk an namsh yang dilaknat.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لعن الله الربا و آكله و موكله و كاتبه و شاهده و هم يعلمون و الواصلة و المستوصلة و الواشمة و المستوشمة و النامصة و المتنمصة

“Allah melaknat riba, pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkannya (nasabah), orang yang mencatatnya (sekretaris) dan yang menjadi saksi dalam keadaan mereka mengetahui (bahwa itu riba). Allah juga melaknat orang yang menyambung rambut dan yang meminta disambungkan rambut, orang yang mentato dan yang meminta ditato, begitu pula orang yang mencabut rambut pada wajah dan yang meminta dicabut.” (Diriwayatkan dalam Musnad Ar Robi’ bin Habib. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shagir mengatakan bahwa hadis ini shahih)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Adapun mencabut uban dari janggut atau uban dari rambut yang tumbuh di wajah, maka perbuatan seperti ini diharamkan kerana termasuk an namsh. An namsh adalah mencabut rambut yang tumbuh di wajah dan janggut. Padahal terdapat hadis yang menjelaskan bahwa Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam melaknat orang yang melakukan an namsh.” (Majmu’ Fatawa wa Rosa’il Ibnu ‘Utsaimin, 11/80, Asy Syamilah)

Kesimpulan

Hukum mencabut uban dapat dikatakan haram kerana ada dalil tegas mengenai hal ini, sedangkan jumhur ulama mengatakan hukumnya adalah makruh. Namun sebagai seorang muslim yang ingin selalu mengikuti petunjuk Nabinya Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan agar tidak kehilangan cahaya di hari kiamat kelak, maka seharusnya seorang muslim membiarkan ubannya (tidak perlu dicabut). Dengan inilah dia akan mendapat tiga keutamaan: 

1. Allah akan mencatatnya kebaikan, 

2. dan menghapuskan kesalahan serta.

3. akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia. Namun, jika uban tersebut berada pada jenggot atau rambut yang tumbuh di wajah, maka ini jelas haramnya. Wallahu a’lam.

1027. Soalan : Adakah boleh kita sedekahkan al-Fatihah  kepada ibu bapa kita yang masih hidup?

Jawapan : 

Menurut sebahagian ulama sedekahkan bacaan al-Quran atau surah al-Fatihah kepada kedua ibu bapa yang masih hidup akan sampai kepada mereka. Ketika berkorban, Nabi SAW menyembelih dua ekor kambing. Untuk kambing yang pertama Nabi SAW bersabda :

هذا لي و لأهل بيتي

Maksudnya :" Ini adalah untukku dan untuk ahli keluargaku."

Manakala kambing yang kedua, Nabi SAW bersabda :

هذا لأمتي التي لم تضح

Maksudnya :" Ini adalah untuk umatku yang tidak melakukan ibadah korban."

Dalam hadis lain, Nabi SAW bersabda :

صليت مع رسول الله عيد الأضحى فلما انصرف أتي بكبش فذبه فقال : بسم الله و الله أكبر اللهم عني و عمن لم يضح من أمتي

Maksudnya : "Aku (Jabir) pernah sembahyang bersama Rasulullah SAW pada Hari Raya Korban. Ketika Baginda berpaling, dibawa kepada Baginda seekor biri-biri, lalu Baginda pun menyembelihnya dan berkata : "Dengan nama Allah, Allah maha Besar, Ya Allah inilah korban daripadaku dan untuk mereka yang tidak berkorban daripada umatku." (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan at Tirmidzi)

Ulama mengatakan bahawa ini adalah dalil yang menunjukkan kita boleh menghadiahkan kepada orang yang masih hidup.

Demikian juga membaca al Fatihah atau bacaan-bacaan lain kepada orang tua yang masih hidup.di bolehkan kita memberikan hadiah .

Rujukan : Muhadir bin Hj Joll, Q & A bersama Tuan Guru Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu al-Banjari al Makki, m/s 49-50, Cetakan 2012, PSN Publication, Selangor.

1028. Soalan : Bolehkah ustaz berikan cara-cara rawatan resdung dengan menggunakan ayat-ayat al-Quran?

Jawapan : 

Cara rawatan resdong cuba amalkan. Al-Fadhil Ustaz Sharhan Shafie memberi doa ini untuk rawatan penyakit resdung. Cukup mudah mengamalkannya. 

Cara-caranya:-

1. Al-Fatihah 1x.

2. Ayatul Kursi 1x.

3. Surah Fushshilat, Ayat 44. Firman Allah SWT :

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ (44) 

Maksudnya, "Dan kalaulah Al-Quran itu Kami jadikan (bacaan) dalam bahasa asing, tentulah mereka akan berkata: Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya (dalam bahasa yang kami fahami)? Patutkah Kitab itu berbahasa asing sedang Rasul yang membawanya berbangsa Arab? Katakanlah (wahai Muhammad): Al-Quran itu, menjadi (cahaya) petunjuk serta penawar bagi orang-orang yang beriman dan sebaliknya orang-orang yang tidak beriman, (Al-Quran itu) menjadi sebagai satu penyakit yang menyumbat telinga mereka (bukan penawar) dan ia juga merupakan gelap-gelita yang menimpa (pandangan) mereka (bukan cahaya yang menerangi). Mereka itu (dengan perbuatan melarikan diri dari ajaran Al-Quran, tidak ubahnya seperti) orang-orang yang diseru dari tempat yang jauh (masakan mereka dapat mendengar dengan betul atau melihat dengan nyata)."

4. Air dari kolah masjid.(air dari kolah yang terbuka yang airnya jatuh kembali kedalamnya semasa mengambil wuduk bukan dari air paip masjid).
Dibasuh muka dan disedut air masuk ke dalam lubang hidung selepas membaca ayat-ayat diatas..

1029 : Apakah ucapan yg dianjurkn dlm islam bagi meraikan mereka yang menyambut hari kelahiran? Mohon pencerahan dari ustaz.

Jawapan :

Semasa menyambut hari kelahiran adalah lebih baik membaca doa selamat, semoga umur kita di panjangkan oleh Allah SWT dengan umur yang bermanfaat.

 Anas bin Malik bin Nadhr Al-Anshari Al-Khazraji adalah seorang shahabat nabi yang memiliki harta banyak dan berumur panjang. Ketika Rasulullah Salallahu’ Alaihi Wasallam hijrah, Anas masih sangat kecil, berusia sepuluh tahun. Sejak kecil ia menjadi pelayan Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam selama kurang lebih sepuluh tahun. 

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bercerita: “Dahulu ibuku membawaku menghadap Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam.” Berkata Ummu Anas: “Wahai Rasulullah, ini si kecil Anas, aku bawa ia kepadamu agar berkhidmat untukmu. Doakanlah untuknya wahai Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam!” 

Rasulullah berdoa:

اَللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْهِ.

“Allahumma Aktsir Malahu Wa waladahu wa baarik lahu Fiima Rozaqtahu.” 

Maksudnya : “Ya Allah perbanyaklah hartanya dan anak-anaknya, dan berkahilah apa yang Engkau anugerahkan padanya !” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) 
Kesan daripada doa tersebut, Allah SWT telah panjangkan umurnya, mempunyai anak dan harta yang banyak sebagaimana yang dikatakan oleh Anas r.a sendiri: “Demi Allah, hartaku sangat banyak dan anak cucuku hari ini lebih seratus orang.” 

Doa khusus Nabi S.A.W kepada Anas Bin Malik : 

Allahumma , aksir maalahu, wa waladahu, wa wassiqlahu fiddarihi, wa bariklahu fi ma a’toitahu, wa ahsin a’malahu, warghfirlahu. 

Maksudnya: "Ya Allah, perbanyakkanlah hartanya dan anak-anak-anaknya, luaskanlah rumahnya, berkatilah dia pada semua kurniaan-Mu kepadanya, perbaikilah amalannya dan ampunkan untuknya."

Mengikut catatan Anas bin Malik r.a. memang kaya, mempunyai anak seramai 120 orang, umur ketika meninggal dunia pada umur 104 tahun (93 H) dan meriwayatkan 2200 hadis Nabi SAW.

Abul ‘Aliyah Ar-Rayahi (tabi'in) berkata: “Anas bin Malik memiliki sebuah kebun kurma yang selalu berbuah dua kali dalam setahun.” (Tidak sebagaimana kebun pada umumnya yang berbuah hanya sekali) 

Berdasarkan doa Nabi SAW di atas kita boleh amalkan untuk diri kita sendiri :

"Ya Allah, perbanyakkan hartaku dan anak-anakku, luaskanlah rumahku, berkatilah aku pada semua kurniaan-Mu, perbaikilah amalanku dan ampunkan untukku" 

Amalkan doa ini setiap kali lepas solat fardu dan di waktu 1/3 akhir malam. dan semada menyambut hari kelahiran.

Memohon keteguhan iman adalah antara doa yang paling banyak dipanjatkan oleh Nabi SAW dalam munajat-munajat baginda. Doa untuk memeohon keteguhan iman adalah seperti berikut :

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu iman yang tidak akan lepas (murtad), nikmat yang tidak akan habis dan menyertai Nabi Muhammad SAW di syurga yang paling tinggi." (Hadis Riwayat Ibn Hibban no. 2436) 

Kenapa kita perlu sentiasa berdoa kepada Allah SWT memohon keteguhan iman? 

Ini adalah kerana amalan kita di nilai di akhir hidup kita, jika baik maka syurgalah tempat tinggal kita tetapi jika buruk, maka nerakalah tempatnya.

Sabda Rasulullah SAW maksudnya : "Sesungguhnya amalan kamu di nilai bahagian akhirnya." (Hadis Riwayat Bukhari) 

Selain daripada berdoa supaya teguhkan iman, Nabi SAW menyuruh kita agar berdoa supaya di berikan ketetapan hati kepada Allah SWT :
"Ya Allah, Tuhan yang menunjukkan hati, tunjukkanlah hati-hati kami kepada jalan ketaatan kepada-Mu." (Hadis Riwayat Muslim)

"Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati-hati kami kepada-Mu." (Hadis Riwayat Tirmizi no. 3522, Ahmad. no. 302)

1030. Soalan : Saya ada mendengar rambut Rasulullah dari cuping telinga sehingga ke bahu adakah terdapat hadis yang menjelaskan kedudukan rambut baginda SAW?

Jawapan : 

Dalam satu riwayat menjelaskan bahawa rambut Nabi SAW di antara cuping telinga dan bahu tetapi baginda memakai serban dan di ikat kemas di dalam serban,. Nabi SAW tak pernah ikat tocang seperti lelaki sekarang yg suka bertocang bila rambut panjang sama seperti rambut wanita.

 Terdapat dua pendapat ulama iaitu pertama hukumnya sunah menjaga dengan rapi dan panjang sehingga ke bahu dan kedua hukumnya harus, samaad di panjangkan sehinga ke bahu atau di pendikkan.

Pendapat pertama hukumnya sunah :

Diajukan soalan ini kepada Imam Ahmad Ibn Hanbal. Memang sunah menyimpan rambut panjang, bahawa al-Barra' bin azib menceritakan,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يضرب شعره منكبيه .

Dari Anas, "Bahawa rambut baginda SAW adalah mencecah bahunya" (HR Muslim 2338)

Maka siapa yang mampu meniru Rasulullah SAW adalah baik dan suatu ibadah. Tapi kata Imam Ahmad, hanya sanya kami tidak mampu beramal dengan sunah ini (rambut panjang) kerana kesibukan kami dan kos membiayainya. (al-Mughni, 1/119)

Pendapat Imam Ahmad, rambut panjang memang sunah tapi kalau sibuk dan mahal kos rawatan dan penjagaannya, maka tidak apa ditinggalkan, sebagaimana kaum salaf juga tidak mampu beramal dengannya. Nabi SAW berambut panjang sehinga ke bahu tetapi baginda memakai seban yang di ikat rapat rambut tersebut di dalam serban baginda. Bukan seperti ramai lelaki yag berambut panjang tetapi bertocang dan tak pakai serban atau kopiah maka rambut seperti ini menyamai rambut wanita. Lelaki haram menyerupai wanita di dalam perhiasan rambut atau perhiasan lain.

Pendapat kedua hukumnya harus :

Diajukan isu rambut ini kepada Syaikh Ibn Uthaimiin, mantan Mufti KSA. Beliau menjelaskan ia bukan sunah, cuma adat kebiasaan dan hukumnya mubah, samada ingin memanjangkan (dengan penjagaan) dan memendekkan. Ini terbukti dengan perintah baginda kepada umatnya samada mencukur semuanya atau membiarkan semuanya. Ini bermaksud, andaikata baginda mahu umatnya memanjangkan rambut sudah tentu baginda akan memerintahkan dengan jelas, tapi baginda menyebut sapa yang nak simpan rambut, simpan semuanya dan siapa nak cukur cukur semuanya (botak). Panjang pendek tidak dinyatakan kepada siapa yg nak menyimpan rambut. Cuma baginda menekankan penjagaan dan perapiannya. (Manzumah Usyul Fiqh/118)

No comments:

Post a Comment